Kegiatan Pansumnet

Kontak Harian

Semua anggota berkomunikasi secara teratur melalui Grup Whatsapp Pansumnet yang merupakan lalu lintas komunikasi interaktif untuk saling berbagi perkembangan baru, acara, publikasi, ide, dan yang terpenting, tantangan yang dihadapi anggota dalam mempromosikan warisan budaya di daerah mereka

Diskusi Bulanan

Sejak Juni 2020, Pansumnet mengadakan diskusi bulanan dengan topik tentang warisan budaya Sumatra. Kebanyakan pembicara adalah anggota dan pakar yang diundang.

Silaturahmi dan Pelatihan

Selain kegiatan rutin, Pansumnet menyelenggarakan pertemuan dan pelatihan regional untuk menjaga kontak dan meningkatkan kapasitas para profesional cagar budaya di Sumatra.

Biasanya acara ini juga dihadiri oleh individu dan organisasi dari daerah lain di Indonesia dan dari negara tetangga di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura.

  • Sejak berdiri, Silaturahmi dan Pelatihan Pansumnet dilaksanakan di:
    2000, Medan, Sumatra Utara
    2001, Bangka, Sumatra Selatan
    2002, Padang, Sumatra Barat
    2004, Bengkulu, Sumatra Tengah
    2004-2006, pelatihan peningkatan kapasitas selama dua tahun di Bukittinggi, Sumatra Barat dan di Bangka, Sumatra Selatan
    2015, Sawahlunto, Sumatra Barat
    2018, Muntok, Sumatra Selatan
    2019, Medan, Sumatra Utara

Sayangnya Pansumnet tidak mengadakan rapat regional sejak tahun 2006 karena berbagai alasan namun salah satu alasan utamanya adalah sejak tahun 2004 banyak daerah di Sumatra yang terus-menerus mengalami bencana alam; dimulai dengan tsunami di Aceh dan Nias pada tahun 2004, Semangko (Sumatra Barat) pada tahun 2007, Padang (Sumatra Barat) pada tahun 2009 dan gempa bumi dan tsunami Mentawai (Sumatra Barat) pada tahun 2010. Kami kehilangan seorang rekan dari Aceh saat tsunami dan banyak rekan yang sibuk dengan tindakan pasca-darurat. Anggota Pansumnet secara individu memiliki kontak rutin dan saling mendukung selama periode sulit ini.

Temu Pansumnet dihidupkan kembali pada tahun 2015. Alasan utamanya adalah redanya bencana alam di daerah dan tumbuhnya pemangku kepentingan warisan budaya di Sumatra yang cukup besar. Semula sebagian besar anggotanya adalah lembaga swadaya masyarakat dan perguruan tinggi, namun belakangan banyak lembaga pemerintah yang memiliki program warisan budaya.

Sebagian besar anggota kunci Pansumnet memainkan peran penting dalam perkembangan ini dengan membantu instansi pemerintah untuk menghasilkan kebijakan dan implementasi yang tepat. Saat itu adalah saat yang tepat untuk mengkonsolidasi semua pemangku kepentingan, termasuk yang baru.

Gathering Pansumnet 2015 ini merupakan awal perluasan Pansumnet ke jenis pemangku kepentingan yang lebih luas.

Terlepas dari keterbatasan dan tantangan, anggota Pansumnet berhasil menyelenggarakan pertemuan dan pelatihan rutin. Sebagian pendanaan semua kegiatan selalu didukung oleh anggota dengan memobilisasi sumber daya lokal. Tuan rumah lokal berhasil mengatur kontribusi finansial untuk akomodasi, konsumsi, dan kebutuhan logistik lainnya. Pertemuan terkadang dikhususkan hanya untuk anggota dan terkadang pertemuan diperluas dengan beberapa program tambahan.

Prestasi

Pertemuan dan pelatihan regional punya peran penting untuk menjaga agar gerakan pelestarian warisan budaya di Indonesia tetap hidup, khususnya di daerah. Pertemuan ini sekaligus berfungsi sebagai sarana untuk menarik profesional muda lokal agar terlibat serta meningkatkan pengetahuan dan kapasitas dalam menghadapi tantangan penyelamatan warisan budaya lokal.

Beberapa contoh pencapaian dari sarasehan dan pelatihan ini adalah:

  • Di Banda Aceh, 600 permainan monopoli bertema pusaka telah diproduksi dan didistribusikan ke 500 sekolah dan di 100 lembaga donor pasca tsunami.
  • Di Bengkulu, para peserta pertemuan berhasil menyelesaikan 20 panel penjelas baru untuk Benteng Marlborough dan dukungan dana dari pemerintah untuk membuatnya. Peluncuran panel-panel baru ini digunakan sebagai momentum peresmian Benteng Marlorough sebagai museum.
  • Rombongan dari Padang menyiapkan rencana revitalisasi Los Saudagar, deretan ruko di tengah Bukittinggi. Rencana yang didukung oleh semua pihak terkait ini telah resmi diadopsi dalam rencana pemerintah. Kegiatan ini juga berhasil memulihkan asosiasi pemilik toko yang membantu kegiatan penggalangan dana untuk pekerjaan renovasi.
  • Grup Palembang telah berhasil terlibat sebagai konsultan dalam pembangunan kembali 16 distrik bersejarah ILIR.
  • Di Bangka, Pansumet mendapatkan dana untuk pemulihan rumah pusaka di Kampung Gedong. Liputan media juga memotivasi masyarakat setempat untuk memperbaiki beberapa ruas jalan di Kampung Gedong.
  • Di Medan, Beranda Warisan Sumatra (BWS)/ Sumatra Heritage Trust di bawah bimbingan para ahli dari Urban Solutions (ekonomi) dan University of Tokyo (desain arsitektural) menyiapkan desain rinci & studi kelayakan untuk tiga bangunan warisan di Medan yang terancam pembongkaran. Studi tersebut kemudian dipresentasikan kepada pemilik dan pengembang bangunan. Pemilik gedung Deli Maatschappij terkesan dan menugaskan BWS untuk mengembangkan rencana lengkap yang menggabungkan bangunan asli dan menyoroti nilai-nilai sejarahnya alih-alih menghancurkannya.
  • Pengakuan Internasional 2003, Penghargaan UNESCO Asia Pasifik terkait dengan restorasi jembatan bersejarah Tjong Hyong Hian di Medan oleh BWS (Sumatra Heritage Trust).
  • Pengakuan internasional pada tahun 2012 dari World Monuments Watch Award untuk penyelamatan arsitektur vernakular Karo di Desa Lingga, Sumatera Utara oleh BWS (Sumatra Heritage Trust).
  • Pengakuan Situs Warisan Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto, dalam Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2019. Pemerintah Kota Sawahlunto sangat aktif dalam upaya konservasi di Indonesia secara umum dan menjadi contoh studi kasus bagi para praktisi heritage lainnya. Pansumnet telah berkumpul di Sawahlunto pada tahun 2015 untuk saling mendukung dan belajar.
  • Terlibat aktif dalam menyebarluaskan pendekatan Historic Urban Landscape (HUL) yang diperkenalkan oleh UNESCO sejak tahun 2011 dengan menyelenggarakan lokakarya dan seminar di Muntok, Sumatera Selatan. Program-program ini melibatkan beberapa universitas, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, serta didukung oleh pemangku kepentingan internasional WHITRAP (Lembaga Pelatihan dan Penelitian Warisan Dunia untuk Wilayah Asia dan Pasifik), dan RCE (Badan Warisan Budaya Belanda). Hasil dari program-program tersebut adalah laporan bertajuk ‘Cakrawala Baru Kota Pertambangan Timah Tua’ yang diterbitkan pada tahun 2019 dan buku pedoman untuk perguruan tinggi berjudul ‘Buku Panduan Metode Pindai Cepat HUL untuk Dosen Universitas Indonesia’ yang diterbitkan pada tahun 2021.
  • Revitalisasi dan renovasi bangunan dan infrastruktur bersejarah di seluruh Sumatera. Beberapa contoh yang menonjol adalah:
    • Renovasi House of Lay, Rumah Tionghoa di Pangkal Pinang oleh anggota Pansumnet, Hongky Listiyadi. Dia adalah seorang arsitek dan pemilik properti yang memprakarsai renovasi.
    • Renovasi Rumah Tjong A Fie di Medan oleh pemiliknya dan membuka rumah bersejarah tersebut sebagai museum.
    • Renovasi Balaikota Medan oleh Sumatra Heritage Trust (BWS) bekerjasama dengan pemangku kepentingan publik dan swasta.
    • Pendirian Museum Tjong Yong Hian di Medan oleh pemiliknya setelah dilakukan restorasi jembatan bersejarah dengan nama yang sama oleh Sumatra Heritage Trust (BWS).
    • Pendirian beberapa museum yang berkaitan dengan industri peninggalan Sumatera, misalnya Museum Timah Indonesia (Museum Timah Indonesia) di Muntok, dan Museum Perkebunan Indonesia (Museum Perkebunan Indonesia) di dua bangunan bersejarah di Medan.